KONSEP DIRI

         Apa sih itu konsep diri? kemarin ketika berkesempatan mengikuti seminar di Samarinda bersama mba Dinari dari Balikpapan, banya dibahas menggunakan kata-kata konsep diri. Sejujurnya saat itu masih belum megerti apa maksud dari konsep diri tersebut. Menurut hasil gugling di wikipedia konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan bahkan juga kegagalan dirinya. Jadi semisal ada yang bilang hey kamu kok item sih, namun ketika kita ga minder dan bahkan tetap yakin bahwa ya ini adalah karunia dari Tuhan yang memang harus kita syukuri, ini adalah yang terbaik menurutNya, berarti kita sudah punya konsep diri yang bagus, kalo kata kirana (putri mba retno hening) gapapa i love my self. Nah, dulu ketika saya masih kecil kalo misal ada yang bilang sesuatu yang menurut saya konotasinya negatif saya akan langsung minder dan mundur teratur. sekarang saya baru ngerti kalo yang seperti itu dinamakan konsep diri. 
          Konsep diri pada anak bisa dilatih, caranya dengan :
 1. Sediakan waktu untuk anak. Salah satu bagian terpenting dari konsep diri yang positif adalah perasaan dicintai dan dihargai. “Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menunjukkan bahwa Anda mencintai si kecil adalah dengan menghabiskan waktu bersamanya,” Millie menjelaskan. Anda bisa mengajaknya makan siang bersama, berjalan-jalan sore bersama Si Doggie, bermain bersama, menonton TV, atau kegiatan apa saja yang bisa dinikmati bersama. Selama bersama si kecil, hindari mengkritik dan menggurui anak apalagi membanding-bandingkannya dengan anak lain. Sebaliknya Anda dapat membicarakan hal-hal positif yang menjadi kelebihannya.
2. Komunikasi yang terbuka. Komunikasi yang terbuka dengan anak adalah salah satu cara yang bisa Anda gunakan untuk menunjukkan bahwa anak dicintai dan dihargai. Berusahalah untuk selalu mendengarkan si kecil dengan seksama dan perhatian yang utuh dan sepenuh hati.
3. Dukung potensi dan kemampuan anak. Anak perlu merasa dirinya mampu melakukan sesuatu. Untuk itu, berikan stimulasi yang dapat mengembangkan potensi anak secara optimal dalam berbagai aspek. Misalnya, dengan memberikan kesempatan bagi anak untuk mencoba berbagai aktivitas dan pengalaman berbeda. Hindari memaksa anak melakukan apa yang Anda sukai, apalagi mengkritik kemampuan atau penampilannya.
4. Tunjukkan ekspresi kasih sayang yang dibutuhkan oleh anak melalui pelukan, ciuman atau pujian. Hal ini akan membuat anak menghargai dirinya dan merasa dirinya layak untuk disayang.
5. Menjaga keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga. Hindarilah pertengkaran orangtua atau orang dewasa di hadapan anak, ketika memiliki perbedaan pendapat. Anak perlu belajar bahwa setiap perbedaan pendapat harus dapat diselesaikan dengan cara yang baik, tanpa harus saling merendahkan salah satu pihak.
6. Memperhatikan permasalahan yang dihadapi anak dan membantunya dengan memberikan dukungan dan bimbingan mengenai alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil. Hal ini akan memberikan keyakinan kepada anak bahwa setiap permasalahan memiliki jalan keluar dan membuat anak belajar untuk tidak mudah menyerah.
* Pujilah anak. Biarkan si kecil mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan atau sesuatu yang dapat dibanggakan. Lakukan secara spesifik terhadap hal tertentu yang Anda anggap baik. Misalnya, daripada mengatakan, “Bagus,” lebih baik Anda mengatakan, “Semangat kamu menendang bola ke arah gawang benar-benar hebat. Mama senang melihat kamu berhasil melakukannya.” Jangan pula terpaku pada hasil, usaha anak, walaupun hasilnya kurang baik, pantas mendapatkan pujian dari Anda.
7. Ajari anak bersosialisasi. Diterima oleh teman-teman sebayanya adalah hal penting dalam konsep diri anak. Oleh karena itu bekali kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan membuka kesempatan bergaul bagi anak dengan melibatkannya dalam berbagai aktivitas atau permainan berkelompok, mengajari anak menyapa, berterima kasih, memperkenalkan diri, meminta maaf ketika salah, dan lain sebagainya. Akan lebih efektif jika Anda mengajari dengan menjadi contoh bagi anak.
8. Libatkan si kecil dalam tugas rutin di rumah. Memang akan lebih mudah untuk melakukan sendiri atau menyerahkan pada pekerja rumah tangga tugas-tugas rutin di rumah daripada mempercayakannya kepada si kecil. Namun, menurut Millie, memberikan tugas rutin kepada anak, tak hanya dapat melatih kemampuannya tetapi juga dapat memberinya kesempatan untuk berkontribusi atau melakukan sesuatu bagi keluarga. Hanya saja, Anda harus memastikan bahwa tugas yang diberikan padanya, adalah tugas yang memang sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuannya.
         Jadi jelas ya, memang kebanyakan adalah bagaimana kita sebagai orang tua memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari. Mereka anak- anak kita adalah CCTV paling canggih yang akan merekam semua tindak tanduk cara kita, cara kita menghadapi sesuatu tantangan dan pasti mereka akan menirunya tanpa kita sadari. Seringnya ketika mereka berbuat sesuatu yang menurut kita ga pas kita ga introspeksi ke diri kita dahulu dan menyalahkan jiwa2 yang bersih itu, astaghfirullah, semoga yang menulis ini juga bisa lebih istiqomah untuk memberikan teadan yang baik lagi. aamiin


sumber :
http://www.kancilku.com/Ind//index.php?option=com_content&task=view&id=298
https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep_diri




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mengajarkan anak tentang uang dan kebutuhan

kenapa kita puasa arafah?